Friday 5 August 2022

Bersama APRIL, Wujudkan Green Economy untuk Indonesia yang Lebih Baik!

 Fenomena saat ini, di Indonesia sedang mengalami degradasi lingkungan baik disebabkan oleh faktor alam maupun eksploitasi berlebih dari manusia. Dampak dari degradasi lingkungan tersebut diantaranya bisa kita rasakan dengan seiring menurunnya produktivitas yang di hasilkan dari alam sehingga berdampak pada ketahanan pangan. Tak hanya itu, lingkungan juga kian menurun kualitasnya dengan adanya berbagai masalah seperti pencemaran, sampah, rusaknya ekosistem hingga pemanasan global.

Menilik lebih jauh mengenai fenomena tersebut, tentu penting untuk memfokuskan tujuan untuk menanggulangi fenomena degradasi lingkungan diatas. Salah satu upaya tersebut adalah Green Economy.

Apa itu Green Economy?

Green Economy dapat digambarkan sebagai aktivitas ekonomi yang menghasilkan kesejahteraan bagi semua pihak dalam keterbatasan sumber daya yang ada di bumi. Dalam pengertian tersebut, terkandung beberapa poin penting seperti :

- Green economy melibatkan penilaian terhadap sumber daya alam, baik dalam laporan statistik maupun laporan keuangan 
Green economy menjadi upaya penanganan terhadap ketimpangan sosial sehingga dapat mewujudkan perekonomian yang berkeadilan
Green economy mencakup produk dan aktivitas ekonomi yang berkelanjutan dalam jangka panjang
Green economy memerlukan adanya reformasi sektor keuangan sehingga dapat bermanfaat secara jangka panjang 
Green economy memberi arahan dan penilaian secara komprehensif dengan tujuan yang jelas dan terukur. (sumber : www.ajarekonomi.com)

Langkah Pemerintah Dalam Mendukung Green Economy
Mengutip dari laman ppsdmaparatur.esdm.go.id bahwa untuk mewujudkan green economy di Indonesia kini telah dilakukan Pembangunan Rendah karbon (PRK) yang berfokus pada pertimbangan-pertimbangan lingkungan seperti target pengurangan gas kaca, daya dukung dalam kerangka perencanaan pembangunan dan menciptakan sustainability.  Kemudian, terdapat inisiatif yang terbagi dalam dua tahap. Pertama ialah sebagaimana telah diadopsi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024. Sementara itu,  tahap ke dua adalah  inisiatif implementasi yang saat ini sedang dilaksanakan. 


Dalam  kesempatan lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan pemerintah juga berkomitmen untuk menerapkan konsep green economy sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan. terutama menekan adanya deforestasi sebagai langkah nyata untuk mendorong green economy nasional. Beliau menyampaikan, berdasarkan data BPS, tercatat penurunan nilai deforestrasi netto sebesar 75 persen. Dari semula sebesar 462.458,5 pada 2018-2019 menjadi 115.459,8 tahun 2019-2022. Hal tersebut disampaikan saat Beliau melakukan kunjungan kerja ke Proyek Investasi Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) Group di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Selasa (29/03).

Mengenai APRIL Group, APRIL 2030 dan Komitmennya untuk Menciptakan Sustainability
APRIL Group adalah grup bisnis yang berada di bawah Royal Golden Eagle (RGE), sebuah perusahaan sumber daya global yang berkantor pusat di Singapura yang merupakan produsen terkemuka serat terbarukan dan produk berbasis bio yang mengelola hutan tanaman industri dan menjalankan kegiatan manufaktur di Provinsi Riau, Sumatra, Indonesia. 

APRIL, yang berkantor pusat di Singapura dengan kantor perwakilan di Jakarta mengoperasikan pabrik pulp dan kertas yang terintegrasi di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Indonesia. Pabrik milik APRIL ini memproduksi kraft serta pulp larut dan kertas, dimana produk-produknya diekspor ke lebih dari 70 negara di dunia.

Sejak 2017, APRIL telah bekerja sama dengan PwC Singapura untuk menilai dampak kegiatan bisnisnya menggunakan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sustainable Development Goals/SDGs) sebagai kerangka kerja. Penilaian yang dilakukan menunjukkan bahwa keluaran dan manfaat dari kegiatan usaha APRIL berdampak langsung pada 41 target yang ada dalam 15 tujuan SDGs.

Selanjutnya, APRIL 2030 yang diluncurkan pada November 2020 merupakan serangkaian sasaran yang akan dicapai di tahun 2030. Seluruh sasaran telah dirancang dengan target dan indikator guna memastikan bahwa kemajuan yang diperoleh dapat diukur secara teratur dan memastikan keselarasannya dengan SDGs PBB. Adapun salah satu fokus dalam visi yang akan berjalan selama satu dekade itu adalah upaya mengurangi emisi dan mengatasi perubahan iklim.

Komitmen APRIL 2030 terdiri dari serangkaian target spesifik berbasis sains yang dikelompokkan menjadi empat komitmen inti, yaitu : 
  1.  Iklim Positif mencakup aksi-aksi yang menekankan penerapan solusi berbasis sains terbaik untuk mengurangi emisi karbon secara drastis, termasuk mencapai nol emisi karbon bersih dari penggunaan lahan dan mengurangi karbon emisi produk hingga 25%
  2. Lanskap yang berkembang mencakup sejumlah target untuk memajukan konservasi dan keanekaragaman hayati dengan mengedepankan pendekatan proteksi-produksi Grup APRIL, salah satunya memastikan tidak adanya net zero loss di kawasan yang dilindungi. 
  3. Kemajuan Inklusif mencakup langah-langkah kongkrit untuk memberdayakan masyarakat melalui serangkaian inisiatif transformatif khususnya pada aspek pelayanan kesehatan, edukasi dan kesetaraan gender. Salah satu targetnya memerangi kemiskinan ekstrem dalam radius 50 km dari kegiatan operasional di Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau. 
  4. Pertumbuhan Yang Berkelanjutan yang bertujuan mengembangkan bisnis APRIL secara berkelanjutan melalui diversifikasi, sirkularitas, dan produksi yang bertanggung jawab.  

Upaya APRIL Mendukung Pemerintah Indonesia untuk Mewujudkan Green Economy
Dikutip dari laman kompas.com, APRIL 2030 telah mencatat kemajuan yang nyata. Hal tersebut dipaparkan langsung oleh Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), unit operasional APRIL Group, Sihol Aritonang. Ia menjelaskan bahwa komitmen APRIL2030 mencakup target pencapaian net-zero emission dari penggunaan lahan serta pengurangan intensitas produksi karbon hingga 25 persen. Selain itu, guna mendukung perwujudan iklim positif, Sihol mengatakan bahwa APRIL telah mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan lewat pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (solar panel).

“Sejalan dengan prioritas pemerintah untuk merealisasikan strategi jangka panjang rendah karbon dan ketahanan iklim serta menjawab konsensus global akan pentingnya peran swasta untuk memitigasi perubahan iklim, APRIL menjalankan sejumlah strategi demi mengendalikan emisi (yang dihasilkan oleh perusahaan) kami sendiri,” ujar Sihol. 

Di bidang pendidikan, APRIL Group telah memperluas dukungan peningkatan kualitas pendidikan kepada 172 sekolah yang berada dalam wilayah operasional kerja APRIL Group. Bahkan, Sihol menyebut, ada beberapa sekolah di luar radius 50 kilometer dari wilayah operasional perusahaan yang juga mendapat dukungan

“APRIL juga bekerja sama dengan Tani Foundation, bagian dari TaniHub, untuk membantu petani lokal di sekitar wilayah operasional dalam bentuk pelatihan untuk meningkatkan kemampuan sehingga dapat mengembangkan perencanaan produksi di bidang pertanian yang lebih efektif,” kata Sihol. 

Sementara, untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan (sustainability), APRIL memperkenalkan serangkaian proyek khusus untuk mengurangi penggunaan air dan meningkatkan daur ulang air limbah dalam operasional perusahaan pada 2021. Selain itu, APRIL juga telah membangun laboratorium penelitian di fasilitas Eco-Camp. Laboratorium ini akan mendukung penelitian berkelanjutan mengenai ilmu lahan gambut tropis. Kedepannya, APRILakan terus melanjutkan kegiatan restorasi dan konservasi hutan di seluruh areal konsesi perusahaan dan mitra. Salah satunya adalah proyek restorasi terbesar di Pulau Sumatera, yakni Restorasi Ekosistem Riau.

Dampak Ekonomi dari APRIL : Apa Saja?
APRIL Group secara konsisten memberikan konstribusi yang signifikan terhadap perekonomian lokal, daerah dan nasional. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil studi yang telah dilakukan oleh Unit Penelitian Ekonomi dan Sosial Universitas Indonesia sebagai berikut :


Di tengah situasi yang penuh tantangan, penguatan investasi pada sektor iklim, alam dan pembangunan berkelanjutan semakin menentukan bagi ekonomi global demi mencapai pemulihan yang kuat dari dampak Covid-19.  Akan tetapi masih ada peluang yang dapat dimanfaatkan untuk bertransformasi demi mewujudkan masa depan yang lebih baik. Sebagai perusahaan yang beroperasi di negara berkembang, komitmen untuk menjalankan kegiatan usaha secara berkelanjutan sembari mendorong kemajuan bagi masyarakat menjadi semakin penting untuk dilakukan.







0 comments:

Post a Comment