Friday 29 January 2021

Melihat Angin part III





tanggal 31 Januari 2019

Alhamdulillahi rabbil aalamin.. aku LOLOS seleksi Administrasi dan Penampilan Fisik, selanjutnya aku berhak mengikuti tes Kesamaptaan. Sedikit takut kalau aku harus melewati tes ini, mengingat rutinitas yang ada membuat aku jarang olahraga...



Meskipun begitu, aku tetap latihan beberapa hari sebelum tes, sebelumnya aku banyak cari referensi jenis olahraga apa aja yang akan diujikan. Sambil menunggu info jadwal tes setiap harinya aku mulai dengan olahraga ringan, jogging, sit up, pull up dan lari cepat.



Sampai suatu ketika jadwal tesnya muncul, aku dapat jadwal tanggal 6 Februari 2019. Ngga nyangka banget kalau ternyata pengumuman tes akan lebih cepat sedangkan aku belum banyak persiapan.

Tanpa pikir panjang, aku langsung pesan tiket kereta, tapi karena mendekati hari libur Imlek, tiket kereta menuju Surabaya udah habiiiisss. But, it\"s not a problem for me, for the first time in my life, akhirnya aku memutuskan naik bus Semarang-Surabaya seorang diri..


Paginya, tanggal 5 Februari 2019 aku naik bus dari Terminal Terboyo, Semarang. Nah, foto dibawah ini adalah foto saat aku melewati perbatasan Demak - Kudus..





Bismilahirrahmanirrahim... agak takut sebenernya aku, mana sendirian dan belum pernah pergi sendiri sejauh ini. But, finally i can do it.



Selama didalam bus menuju Surabaya ini membuatku benar-benar menikmati perjalanannya. Namun makin jauh perjalanan, makin muncul rasa takut, deg-degan dan bingung. Sampai sekitar 6 jam perjalanan dan itu sekitar pukul 17.00 WIB aku sampai di Terminal Bungurasih, Surabaya. Hmmmmm.... benar-benar pengalaman yang luar biasa akhirnya aku melewati perjalanan ini seorang diri, naik bus dan Alhamdulillah selamat sampai di Surabaya.



Tidak berhenti sampai disitu, sesampainya di Terminal Bungurasih aku masih harus melanjutkan perjalanan menuju kost Mba Dewi, karena waktu hampir maghrib, aku bergegas memesan ojek online untuk mengantarkanku kesan. Beberapa kali aku udah memesan ojek online tapi ternyata ojek online dilarang untuk pick up penumpang dari terminal Bungurasih, akhirnya aku disarankan oleh Bapak2 parkir di sekitar terminal, beliau menyuruhku untuk jalan kaki dulu ke arah luar, setelah itu baru bisa memesan ojek online disana. Oke, tanpa pikir panjang aku langsung berpamitan dan langsung jalan kaki secepat mungkin karena waktu udah semakin malam (itung2 sambil olahraga lari sebelum besok pagi tes Kesamaptaan dan disuruh lari wkwk) (Oiyaa bapak parkir nyaranin aku namanya Pak Heri, sempet kenalan dan karena aku dapet ojek online yang identitasnya beda sama yang ada di aplikasi, aku sempet ragu buat naik, lalu dijelasin sama Pak Heri kalo dia memang driver ojek tapi identitasnya pake identitas keponakannya, walaupun begitu tetep aja aku ragu dan makin takut kalo nantinya kenapa-napa, akhirnya aku minta nomor HP Pak Heri karena beliau bilang nanti kalo ojek onlinenya bohong, tinggal telfon Pak Heri aja)



Akhirnya, rasa takut itu perlahan hilang, sempet suudzan seandainya Bapak driver gojek tidak jadi mengantarkan aku ke kost Mba Dewi. Namun akhirnya jam 18.38 WIB aku sudah sampai dengan selamat. Sesampainya disana, aku langsung beberes, menyiapkan diri untuk tes Kesamaptaan esok hari.



Tanggal 6 Februari 2019

Hari ini terjadwal untuk seleksi Kesamaptaan, lokasinya di lapangan milik TNI AU Surabaya. Tepat pukul 5 WIB aku bersama Mba Silvi memesan GrabCar untuk menuju lokasi tes. Saat itu, dinginnya pagi menyapa hingga akhirnya aku dan Mba Silvi sampai di lokasi tes sekitar pukul 6.00 WIB.
Sampai di lokasi, sudah banyak orang berkumpul. Acara dimulai dengan absen dengan dipandu oleh panitia dari PT. Angkasa Pura II, kemudian dilanjut cek kesehatan tekanan darah, denyut nadi dan kolesterol  oleh panitia dari TNI AU. Jika kondisi dinyatakan sehat, maka tes kesamaptaan bisa dilanjutkan. 
Tes kesamaaptaan pertama adalah lari keliling lapangan, untuk putri wajib lari minimal mendapat 4 putaran selama 12 menit (kalo ga salah๐Ÿ˜‚). Kemudian dilanjut lari sprint, dan yang terakhir adalah squat jump dimana disinilah tes kesamaptaan yang paling susah menurutku, karena memang aku sendiri jarang olahraga ๐Ÿ™„ itulah mengapa aku agak pesimis di tes kesamaptaan ini.
Finally, tes kesamaptaan berakhir sekitar pukul 11.00 WIB, lebih cepat selesai dari perkiraanku. Sialnya, aku terlanjur pesan tiket kereta pukul 19.00 WIB sehingga aku dan temen temen memutuskan untuk mencari penginapan sekedar untuk mandi dan istirahat.
Ada kenangan tersendiri selama tes kesamaptaan ini, disinilah aku bertemu orang-orang yang sangat baik, rasa kekeluargaan yg erat meskipun baru awal kenal, dan tentunya saling support untuk berjuang bersama-sama.
Do'aa kita waktu itu, kita berjuang bersama, sukses bersama. 
Tentu aku ingat teman-teman seperjuangan kala itu, meskipun perlahan satu per satu diantara kita akhirnya tidak bisa lanjut ke seleksi berikutnya dan ada juga yang lolos.. 
Salam hangat untuk teman seperjuangan Seleksi AVSEC, ARFF & AOPS PT. Angkasa Pura II.
Silviana (Semarang), Gek Ayu (Bali), Indah (Bali), Agnes (Medan), Mba Rahmi (Jogja), Mba Diaz (Semarang), Mas Dibta (Malang), Mas Rio (Semarang), Mas Slamet (Semarang), Mas Pras (Purworejo), Mas Agung (Lumajang), Mas Aldi (Jakarta).



Continue reading Melihat Angin part III

Wednesday 27 January 2021